Tambang Terbuka
















Indonesia Adalah negara yang kaya akan alamnya yang membuat para investor baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri melirik untuk menanamkan modalnya, terutama dibidang pertambangan Batubara. Memang akhir-akhir ini dunia pertambangan jadi primadona dimana banyak perusahaan yang menanamkan modalnya.

Metode tambang di indonesia pada umumnya adalah tambang terbuka, dimana membutuhkan banyak biaya dan daerah penambangan yang cukup luas.Daerah penambangan hampir merata diseluruh pelosok tanah air.Contoh yang paling kongkrit adalah kalimantan hampir seluruh propensi terdapat perusahaan tambang terkemuka di Indonesia.

Perusahaan tambang yang tersebar diseluruh pelosok kalimantan pada umumnya adalah tambang terbuka atau open pit.Ciri-ciri tambang ini adalah pembukaan lahan/hutan yang akan dijadikan lahan penambangan yang cukup luas dan eksploitasi sumber alam secara besar-besaran.



Tambang Terbuka – juga disebut tambang permukaan– hanya memiliki nilai ekonomis apabila lapisan batubara berada dekat dengan permukaan tanah. Metode tambang terbuka memberikan proporsi endapan batubara yang lebih banyak daripada tambang bawah
tanah karena seluruh lapisan batu bara dapat dieksploitasi – 90% atau lebih dari batu bara dapat diambil. Tambang terbuka yang besar dapat meliputi daerah berkilo-kilo meter persegi dan menggunakan banyak alat yang besar, termasuk: dragline (katrol penarik), yang memindahkan batuan permukaan; power shovel (sekop hidrolik); truk-truk besar, yang mengangkut batuan permukaan dan batu bara; bucket wheel excavator (mobil penggali serok); dan ban berjalan (belt Conveyor). Batuan permukaan yang terdiri dari tanah dan batuan
dipisahkan pertama kali dengan menggunakan peledakan (Blasting); batuan permukaan tersebut kemudian diangkut dengan menggunakan katrol penarik atau dengan sekop dan truk. Setelah lapisan batu bara terlihat, lapisan batu bara tersebut digali, dipecahkan kemudian ditambang secara sistematis dalam bentuk jalur-jalur. Kemudian batu bara dimuat ke dalam Dump Truk atau ban berjalan untuk diangkut ke pabrik
pengolahan batu bara atau langsung ke tempat dimana batu bara tersebut akan digunakan.
By Setiawan

Selengkapnya...

Tambang Dalam

Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi pengetahuan tentang tambang batu bara.
Batu bara ditambang dengan dua metode yaitu metode tambang terbuka (open pit mining) dan tambang bawah tanah (underground mining).
Pemilihan metode penambangan sangat ditentukan oleh unsur geologi endapan batu bara. Saat ini, tambang bawah tanah menghasilkan sekitar 60% dari produksi batu bara dunia, walaupun beberapa negara penghasil batu bara yang besar lebih menggunakan tambang permukaan. Tambang terbuka menghasilkan sekitar 80% produksi batu bara di Australia, sementara di AS, hasil dari tambang permukaan sekitar 67%.


Tambang Bawah Tanah


















Ada dua metode tambang bawah tanah: tambang room and pillar dan tambang longwall.
Dalam tambang room-and-pillar, endapan batu bara ditambang dengan memotong jaringan ‘ruang’ ke dalam lapisan batu bara dan membiarkan ‘pilar’ batu bara untuk menyangga atap tambang. Pilar-pilar tersebut dapat memiliki kandungan batu bara lebih dari 40% – walaupun batu bara tersebut dapat ditambang pada tahapan selanjutnya. Penambangan batu bara tersebut dapat dilakukan dengan cara yang disebut retreat mining (penambangan mundur),
dimana batu bara diambil dari pilar-pilar tersebut pada saat para penambang kembali ke atas. Atap tambang kemudian dibiarkan ambruk dan tambang
tersebut ditinggalkan.

Tambang longwall mencakup penambangan batu bara secara penuh dari suatu bagian lapisan atau ‘muka’ dengan menggunakan gunting-gunting mekanis. Tambang longwall harus dilakukan dengan membuat perencanaan yang hati-hati untuk memastikan adanya geologi yang mendukung sebelum dimulai kegiatan penambangan. Kedalaman permukaan batu
bara bervariasi di kedalaman 100-350m. Penyangga yang dapat bergerak maju secara otomatis dan digerakkan secara hidrolik sementara menyangga atap tambang selama pengambilan batu bara. Setelah batu bara diambil dari daerah tersebut, atap tambang dibiarkan ambruk. Lebih dari 75% endapan batu bara dapat diambil dari panil batu bara yang dapat memanjang sejauh 3 km pada lapisan batu bara. Keuntungan utama dari tambang room–and-pillar daripada tambang longwall adalah, tambang roomand-pillar dapat mulai memproduksi batu bara jauh lebih cepat, dengan menggunakan peralatan bergerak dengan biaya kurang dari 5 juta dolar (peralatan
tambang longwall dapat mencapai 50 juta dolar).

Pemilihan teknik penambangan ditentukan oleh kondisi tapaknya namun selalu didasari oleh
pertimbangan ekonomisnya; perbedaan-perbedaan yang ada bahkan dalam satu tambang dapat
mengarah pada digunakannya kedua metode penambangan tersebut.


By Setiawan

Selengkapnya...

Proses Terbentuknya Emas

Emas adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Au (bahasa Latin: 'aurum') dan nomor atom 79. Sebuah logam transisi (trivalen dan univalen) yang lembek, mengkilap, kuning, berat, "malleable", dan "ductile". Emas tidak bereaksi dengan zat kimia lainnya tapi terserang oleh klorin, fluorin dan aqua regia. Logam ini banyak terdapat di nugget emas atau serbuk di bebatuan dan di deposit alluvial dan salah satu logam coinage. Kode ISOnya adalah XAU. Emas melebur dalam bentuk cair pada suhu sekitar 1000 derajat celcius.

Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa, kekerasannya berkisar antara 2,5 – 3 (skala Mohs), serta berat jenisnya tergantung pada jenis dan kandungan logam lain yang berpadu dengannya. Mineral pembawa emas biasanya berasosiasi dengan mineral ikutan (gangue minerals). Mineral ikutan tersebut umumnya kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar, dan sejumlah kecil mineral non logam. Mineral pembawa emas juga berasosiasi dengan endapan sulfida yang telah teroksidasi. Mineral pembawa emas terdiri dari emas nativ, elektrum, emas telurida, sejumlah paduan dan senyawa emas dengan unsur-unsur belerang, antimon, dan selenium. Elektrum sebenarnya jenis lain dari emas nativ, hanya kandungan perak di dalamnya >20%.


Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan. Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan larutan hidrotermal, sedangkan pengkonsentrasian secara mekanis menghasilkan endapan letakan (placer). Genesa emas dikatagorikan menjadi dua yaitu:

<> 74 mikron) dan dalam membentuk emas murni yang bebas (free native gold).
Proses amalgamasi merupakan proses kimia fisika, apabila amalgamnya dipanaskan, maka akan terurai menjadi elemen-elemen yaitu air raksa dan bullion emas. Amalgam dapat terurai dengan pemanasan di dalam sebuah retort, air raksanya akan menguap dan dapat diperoleh kembali dari kondensasi uap air raksa tersebut. Sementara Au-Ag tetap tertinggal di dalam retort sebagai logam.

Proses Sianidasi terdiri dari dua tahap penting, yaitu proses pelarutan dan proses pemisahan emas dari larutannya. Pelarut yang biasa digunakan dalam proses cyanidasi adalah NaCN, KCN, Ca(CN)2, atau campuran ketiganya. Pelarut yang paling sering digunakan adalah NaCN, karena mampu melarutkan emas lebih baik dari pelarut lainnya. Secara umum reaksi pelarutan Au dan Ag adalah sebagai berikut:


4Au + 8CN- + O2 + 2 H2O = 4Au(CN)2- + 4OH-
4Ag + 8CN- + O2 + 2 H2O = 4Ag(CN)2- + 4OH-


Pada tahap kedua yakni pemisahan logam emas dari larutannya dilakukan dengan pengendapan dengan menggunakan serbuk Zn (Zinc precipitation). Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

2 Zn + 2 NaAu(CN)2 + 4 NaCN +2 H2O = 2 Au + 2 NaOH + 2 Na2Zn(CN)4 + H2

2 Zn + 2 NaAg(CN)2 + 4 NaCN +2 H2O = 2 Ag + 2 NaOH + 2 Na2Zn(CN)4 + H2


Penggunaan serbuk Zn merupakan salah satu cara yang efektif untuk larutan yang mengandung konsentrasi emas kecil. Serbuk Zn yang ditambahkan kedalam larutan akan mengendapkan logam emas dan perak. Prinsip pengendapan ini mendasarkan deret Clenel, yang disusun berdasarkan perbedaan urutan aktivitas elektro kimia dari logam-logam dalam larutan cyanide, yaitu Mg, Al, Zn, Cu, Au, Ag, Hg, Pb, Fe, Pt. setiap logam yang berada disebelah kiri dari ikatan kompleks sianidanya dapat mengendapkan logam yang digantikannya. Jadi sebenarnya tidak hanya Zn yang dapat mendesak Au dan Ag, tetapi Cu maupun Al dapat juga dipakai, tetapi karena harganya lebih mahal maka lebih baik menggunakan Zn. Proses pengambilan emas-perak dari larutan kaya dengan menggunakan serbuk Zn ini disebut “Proses Merill Crowe”.

By Setiawan

Selengkapnya...

Pengertian Reklamasi















Tujuan dari reklamasi adalah untuk mengembalikan lahan bekas tambang mendekati ke rona awal sebelum di tambang. Reklamasi secara awam diartikan sebagai menciptakan daratan baru di lahan yang sebelumnya terdiri dari air. Reklamasi telah dilaksanakan oleh manusia sejak beberapa abad yang lalu.. Misalnya reklamasi Pulau Macau yang dilakukan sejak abad 17 telah berhasil merubah Macau dari sebuah pulau kecil hingga menjadi semenanjung dan dari luas pulau 15 square kilometer pada tahun 1972 menjadi 16.1 square kilometer pada tahun 1983 lalu menjadi 21.3 square kilometer pada tahun 1994 hingga akhirnya menjadi 23.6 square kilometer pada tahun 2000. Bahkan aktivitas reklamasi juga telah dilakuka dalam rangka membangun kota Washington DC, yang dibangun diatas rawa-rawa. Demikian pula Bendungan Aswan yang terkenal di dunia, dibangun melalui reklamasi yang dimulai pada tahun 1902.

Pengertian lain dari reklamasi yang dihubungkan dengan kegiatan pertambangan yaitu suatu usaha memperbaiki atau memulihkan kembali lahan dan vegetasi dalam kawasan hutan yang rusak sebagai akibat kegiatan usaha pertambangan dan energi agar dapat berfungsi secara optimal sesuai dengan peruntukannya.

Istilah lain yang berkaitan dengan reklamasi yaitu rehabilitasi lahan dan revegetasi. Rehabilitasi lahan adalah usaha memperbaiki, memulihkan kembali dan meningkatkan kondisi lahan yang rusak (kritis), agar dapat berfungsi secara optimal, baik sebagai unsur produksi, media pengatur tata air maupun sebagai unsur perlindungan alam lingkungan. Revegetasi merupakan suatu usaha atau kegiatan penanaman kembali lahan bekas tambang.

Berdasarkan keputusan menteri kehutanan dan perkebunan tentang pedoman reklamasi bekas tambang dalam kawasan hutan pada BAB 2 PASAL 3 berisi tentang tujuan reklamasi yaitu untuk memulihkan kondisi kawasan hutan yang rusak sebagai akibat kegiatan usaha pertambangan dan energi sehingga kawasan hutan yang dimaksud dapat berfungsi kembali sesuai dengan peruntukannya.

By Setiawan


Selengkapnya...

Mineralogi Dan Unsur Kimia

















Di bumi kita ini bnyak sekali mineral-mineral yang telah dimanfaatkan oleh manusia, tahu kah anda jenis mineral dan apa-apa saja unsur yang terkandung di dalamnya, Mineral yang terdapat dialam ada yang merupakan unsur bebas, ada pula yang merupakan gabungan dari beberapa unsur yaitu berupa senyawa:

Mineral sebagai unsur kimia bebas (native element), misalnya yaitu :


Cu = Cuprum = Copper = tembaga

Au = Aurum = Gold = emas

Pt = Platinum = Platina

S = Sulphur = Sulfur = belerang

C = Carbon = Diamont = intan

C = Carbon = Graphite = grafit

Mineral sebagai senyawa dapat digolongkan menjadi beberapa macam, yaitu

1. Sulfida

Cu2S = Chalcocite = Kalkosite

Fe S2 = Pyrite = Pirit

Cu FeS2 = Chalcophyrite = kalkopirit

Cu Co2S4 = Carrolite = karolit

Ag2 S = Argentite

Pb S = Galena

Zn S = Sphalerite = sfalerite

= Zincblende

Hg S = Sinabar

2. Halida :

Na Cl = Halite = Halit

KCl = Silvite = Silfit

KCl Mg Cl2 6H2O = Carnalite = Karnalite

Na3AlF6 = Kryollite = Kriolit

Ag CL = Serargirit

Ca F2 = Flourite = Flourit

3. Oksida

Si O2 = Quartz = Kuarts

Si O2 = Chalcedony = Kalsedon

Si O2 ( H2O) x = Opal

Al2 O3 = Corundum = korundum

Al2 O3 2 H2O = Bauxite = Bauksite

Sn O2 = Cssiterite = Kasiterit

Fe2 O3 = Hematite = Hematit

4. Hidroksida

Mg ( OH)2 = Bruchite = brukit

MnO (OH) = Manganite = mangan

AlO (OH) = Diaspore

FeO ( OH) = Geothite = Geotit

FeO (OH) nH2O = Limonite

5. Karbonat

CaCO3 = Calsite = kalsit

Ca CO3 = Aragonite = aragonit

Ca CO3 Mg CO3 = Ca Mg (CO3)2 = dolomite

6. Nitrat

Na NO3 = Soda Nitrat = Natrium Nitrat

KNO3 = Kalium Nitrat = Potasium Nitrat

7. Pospat

Ca5 (P.Cl.OH) (PO4)3 = Apatite = Apatit

Ca3 (PO4)3 = Phosphorite = Fosforite

Fe3 (PO4)3 5 H2O = Vivianite = vivianit

Li Al F PO4 = Ambligonite = Ambligonit

8. Sulfat

Ba5 SO4 = Barite = Barit

Ca SO4 = Anhidrite = Anhidrit

Ca5 SO42H2O = Gypsum = Gipsum

K Al3 (OH)3 (SO4)2 = Alunite = Alunit

9. Silikat :

Non –Ferromagnesian silicate

a). Calc.Alkali Feldsfar ( Ca/Na Feldspar) = Plagioclase =plagioklas

a. Ca (Al 2 Si 2 O8 = Anorthite = An 10- Ab1An9

b. Ca, Na (Al 2 Si 2 O8 ) = Bytownite = Ab 1 An9 - Ab3 An7

c. Ca, Na (Al 2 Si 2 O8 ) = Labradorite = Ab3 An7 - Ab5 An5

d. Ca, Na (Al 2 Si 2 O8 ) = Andesin = Ab5 An9 - Ab7 An3

e. Ca, Na (Al 2 Si 2 O8 ) = Oligoclase = Ab7 An3 - Ab9 An1

f. Na Al 2 Si 3 O8 = Albite = Ab10 - Ab3 An1

b. Alkali Feldspar ( K. Na Feldspar)

a. K Al Si 3 O8 = Orthoclase = Artoklas

( K, Na) Al Si 3 O8)

b. ( K, Na) Al Si 3 O8 = Sanidine = Sanidin

c. K Al Si 3 O8 = Microline = mikrolin

d. ( Na, K) Al Si 3 O8 = Anorthoclase = Anortoklas

c). Mika Putih

K Al3 Si 3 O10 ( OHF)2 = Muscovite = Muskovit

Ferromagnesian silicate

(Mg. Fe )2 Si O4 = Olivin

Ca( Mg.Fe) (Si O3)2 [ ( Al, Fe )2O3 ]x = pyroxene = piroksen

Ca( Mg.Fe Al)5 ( OH)2 (Si. Al )4 O11I2 =Hornblende
K2( Mg.Fe)2 ( OH)2 (Al Si 3 O10) = Biotote =Biotit = Mika Hitam

By Setiawan Selengkapnya...

Mineral




















Mineral Merupakan benda padat yang homogen yang terdapat di alam terbentuk secara anorganik dengan komposisi kimia tertentu dan mempunyai atom-atom yang tersusun secara teratur.

Warna & Pleokroisme
Terjadinya warna merupakan akibat dari gejala serapan cahaya yang melintasi kristal yang sedang bergetar sejajar dengan arah getar polarisator.

Ukuran mineral
Dapat dihitung dari perbesaran lensa okuler dan lensa objektif, dapat pula langsung dengan mikrometer objek atau penggaris. Umumnya untuk ukuran skala pada mineral adalam dengan (skala mm)


Ditinjau dari keutuhan mineralnya dapat dibagi :
Euhedral jika seluruhnya dibatasi oleh bidang kristalnya sendiri
* Subhedral jika sebagian dibatasi oleh bidang kristalnya sendiri
* Anhedral jika tidak dibatasi oleh bidang kristalnya sendiri.

By Setiawan Selengkapnya...

Management Stockpile
















Pada kesempatan ini saya inigin membahas tentang management stockpile.
Stockpile Management berfungsi sebagai penyangga antara pengiriman dan proses. sebagai sediaan strategis terhadap gangguan yang bersifat jangka pendek atau jangka panjang. Stockpile juga berfungsi sebagai proses homogenisasi dan atau pencampuran batubara untuk menyiapkan kualitas yang dipersyaratkan.


Disamping tujuan di atas di stockpile juga digunakan untuk mencampur batubara supaya homogenisasi bertujuan untuk menyiapkan produk dari satu tipe material dimana fluktuasi di dalam kualitas batubara dan distribusi ukuran disamakan . Dalam proses homogenisasi ada dua tipe yaitu bleding dan mixing

Blending bertujuan untuk memperoleh produk akhir dari dua atau lebih tipe batubara yang lebih dikenal dengan komposisi kimia dimana batubara akan terdistribusi secara merata dan tanpa ada lagi jumlah yang cukup besar untuk mengenali salah satu dari tipe batu bara tersebut ketika proses pengambilan contoh dilakukan. Dalam proses blending batubara harus tercampur secara merata. Sedangkan mixing merupakan salah satu tipe batubara yang tercampur masih dapat dilokasikan dalam kuantitas kecil dari hasil campuran material dari dua atau lebih tipe batubara.

Proses penyimpanan, bisa dilakukan:
*Dekat tambang, biasanya masih berupa lumpy coal
*Dekat Pelabuhan
*Ditempat Pengguna batubara

untuk proses penyiapan diharapkan jangka waktunya tidak lama, karena akan berakibat pada penurunan kualitas batubara. Proses penurunan kualitas biasanya lebih dipengaruhi oleh proses oksidasi dan alam.


Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam Management stockpile adalah sebagai berikut:

1.Monitoring quantity (Inventory) dan movement batubara di stockpile, meliputi recording batubara yang masuk (coal in) dan recording batubara yang keluar (coal out) di stockpile, termasuk recording batubara yang tersisa (coal balance)
2.Menghindari batubara yang terlalu lama di stockpile, dapat dilakukan dengan penerapan aturan FIFO dimana batubara yang terdahulu masuk harus dikeluarkan terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi resiko degradation dan pemanasan batubara.
3.Mengusahakan pergerakan batubara sekecil mungkin di stockpile, termasuk di antaranya mengatur posisi stock dekat dengan reklame, Monitoring efektivitas dozin di stock pile dengan maksud mengurangi degradasi batubara.
4.Monitoring quality batubara yang masuk dan keluar dari stockpile termasuk diantara control temperatur untuk mengantipasi self heating dan spocom.
5.Pengawasan yang ketat terhadap kontaminasi, meliputi pelaksanaan housekeeping dan Inspeksi langsung adanya pengotor yang terdapat di stockpile.
6.Perhatian terhadap faktor lingkungan yang bisa ditimbulkan, dalam hal ini mencakup usaha :

*Contral dus dan penerapan dan pengawasan penggunaan spraying dan dust supressant
*Adanya tempat penampungan khusus (fine coal trap) untuk buangan /limbah air dari drainage stockpile
*Penanganan limbah batubara (remnant & spilage coal)

7.Tidak dianjurkan menggunakan area stockpile untuk parkir dozer, baik untuk keperluan Maintenance dozer atau over shift operator. Kecuali dalam keadaan emergency dan setelah itu harus diadakan house keeping secara teliti.
8.Menanggulangi batubara yang terbakar di stockpile. Dalam hal ini penanganan yang dianjurkan sebagai berikut:

*Melakukan speading atau penyebaran untuk mendinginkan suhu batubara
*Bila kondisi cukup parah, maka bagian batubara yang terbakar dapat dibuang
*Memadatkan batubara yang mengalami self heating atau sponcom.
*Batubara yang mengalami sponcom tidak diperbolehkan langsung diloading ke tongkang sebelum didinginkan terlebih dahulu.
*Untuk penyimpanan yang lebih lama bagian atas stockpile harus dipadatkan guna mengurangi resapan udara dan air ke dalam stokpile.

9.Sebaiknya tidak membentu stockpile dengan bagian tas yang cekung, hai ini dimaksudkan untuk menghindari swamp di atas stokpile
10.Mengusahakan bentuk permukaan basement berbentuk cembung atau minimal datar, hal ini berkaitan dengan kelancaran sistem drainage.

Spontanous Combustion

Pembakaran secara spontan adalah merupakan fenomena alami dan juga disebut pembakaran sendiri. Hal ini disebabkan terjadinya reaksi zat organic dengan oxygen dari udara. kecepatan reaksi oksidasi sangat bervariasi antara suatu zat dengan yang lainnya.

Pembakaran akan terjadi apabila terdapat segi tiga api atau dikenal sebagai fire triangle yakni terdapat bahan bakar,oksidan (udara/oxygen) dan panas (heat). untuk meniadakan kebakaran sedikitnya kita harus meniadakan salah satu komponen dari fire triangle tersebut.

Batubara sebagai zat organik yang mengandung gas methan, mudah terbakar karena beroksidasi dengan oxygen dari udara. Spontanous kebakaran ini dapat dikontrol dan ditangani secara benar dengan mengetahui faktor faktor dibawah ini:

1.Kondisi batubara antara lain:
*Rank batubara dan typenya
*Kadar air (moisture)
*Penyebaran ukuran (zise distribution)
*Kadar pyretic sulphur
*Komponen maceral

2.Rank batubara
Rank batubara sangat ditentukan oleh perubahan yang terjadi ditanaman asalnya makin tinggi perubahannya makin tinggi mutu / rank batubara tersebut hal ini tidak dapat diubah karenan dari alam yang dapat dilakukan adalah memilih batubara dari lokasi tambang yang cocok untuk keperluan, rank batubara dibagi dalam dalam dua ranking:

*Batubara rangking rendah (brow coal, lignit, sub-bituminus coal)
*Batubara rangking tinggi (bituminus coal dan anthrace)
*Semakin rendah rank batubara semakin tinggi resiko spontaneous kebakaran, hal ini disebabkan :

*Kadar air, air bertindak sebagai katalis dalam proses oksidasi, semakin tinggi kadar air semakin besar resiko terjadinya spontaneous kebakaran
*Penyebaran ukuran batubara, semakin besar perbedaan ukuran butiran batubara semakin mudah terjadi self combustion dan begitu juga semakin banyak jumlah batubara halus (fines) semakin tinggi resiko pembakaran batubara.
*Pyritic sulpur, senyawa ini mudah teroksidasi apabila panas dan ahirnya kan terjadi pembakaran spontan.
*Komponen marecal (vitrinite, exinite dan inertinite) batubara dengan kadar exinite dan virtinite yang tinggi akan mudah terbakar.

Salah satu usaha mencegah terjadinya batubara terbakar adalah dengan menghindari masuknya oksigen ke dalam batubara dengan cara:

*Kompasi pile
*Mengusahakan bentuk landai dari stock batubara di stockpile dan menghindari bentuk vertikal
*Menghindari penggunaan air pada batubara yang memanas karena hal ini akan menambah masuknya Oksigen.

By Setiawan Selengkapnya...